ORIENTASI NILAI BUDAYA MENURUT INDIVIDU MODERN
ORIENTASI NILAI BUDAYA MENURUT INDIVIDU MODERN
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc
Ahmad
Prasetiyo / 19310410029
Artikel
ini dibuat untu memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Pembangunan merupakan strategi yang harus dilakukan
oleh suatu bangsa untuk memajukan taraf kehidupan warga masyarakatnya.
Sebagaimana halnya pemerintah Indonesia dalam rangka mencapai tujuan nasional,
telah menempuh kebijakan pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap di
segala sektor kehidupan.
Keberhasilan Pembangunan sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia dalam hal ini adalah menyangkut sikap
mental/mentalitas yang dimiliki manusianya. Mentalitas merupakan suatu kapasitas
rokhaniah yang terdapat pada seseorang yang menentukan perilaku berbuat atau
bertindak dalam hidupnya (Mattulada, 1985: 48). Apa yang dinyatakan dalam
perilaku itu membentuk sikap seseorang terhadap sesuatu yang lain. Sikap mental
inilah yang sering disebut sebagai sistem nilai budaya (cultural value system).
Kluckhohn mengungkapkan bahwa sistem nilai budaya
dalam suatu kebudayaan sesungguhnya menyangkut masalah-masalah dasar dalam
hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia. Orientasi nilai budaya
dalam mencapai tujuan pembangunan nasional adalah salah satu faktor yang ikut
membentuk potensi mentalitas manusia (Koentjaraningrat, 1987: 31).
Koentjaraningrat (1987) secara jelas
mengindentifikasikan Pola-pola orientasi nilai budaya masyarakat Indonesia yang
cukup berpengaruh terhadap keberhasilan pembangunan. Menurutnya, terdapat orientasi
nilai budaya yang relevan akan mendukung kepentingan pembangunan dan sebaliknya
orientasi nilai budaya yang kurang relevan akan menghambat pembangunan. Dalam
pelaksanaan pembangunan yang sedang berlangsung tidak harus menunggu supaya ada
kecocokan orientasi nilai budaya yang dianut oleh manusia dan masyarakat
pendukung pembangunan, tetapi orientasi nilai budaya manusia pembangunan itu penting
dipahami dan dikaji melalui penelitian untuk dapat disumbangkan bagi kelancaran
pembangunan.
Di samping alasan tersebut di atas, faktor lain yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah sangat jarang ditemukan di kalangan
pemuda atau remaja yang menggeluti pekerjaan sebagai petani rumput laut,
padahal sektor ini cukup menjanjikan. Hal inilah yang menarik untuk diteliti
lebih lanjut. Kecendrungankecendrungan yang muncul mengarah kepada terjadinya
pergeseran-pergeseran orientasi nilai budaya.
Pentingnya aspek mental dalam pembangunan
masyarakat, menurut Inkeles terdapat sebelas karakteristik mentalitas manusia
modern sebagai berikut: (1) memiliki sikap pribadi yang terbuka, (2) memiliki
dan mengembangkan sikap untuk selalu siap berubah, (3) menghargai perbedaan
pendapat dalam banyak isu, (4) menghargai waktu secara tepat, (5) memperkaya
diri dengan informasi, (6) memiliki kemampuan untuk merencanakan (managerial
skill) (7) menghargai keberadaan orang lain sebagaimana adanya, (8) memiliki
dan mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri, (9) menilai ketrampilan
teknis sebagai hal yang penting, (10) menghargai pentingnya pendidikan sebagai
wahana pembangunan Iptek, dan (11) menghargai prinsip-prinsip demokrasi,
(Inkeles, 1994).
Dengan berkembangnya n-ach, seseorang akan mampu
mengaktualisasikan berbagai potensi pribadinya secara memadai, sehingga ia akan
mampu survive dalam berbagai segi kehidupan. Soedjatmoko dalam artikelnya yang
berjudul “Nilai-nilai Budaya dalam Masalah Pemukiman” yang termuat dalam sebuah
bukunya Dimensi Manusia dalam Pembangunan (Soedjatmoko, 1983), mengungkapkan
bahwa dalam menghadapi masalah pemukiman yang demikian kompleks, pertanyaan
yang sering timbul adalah faktor-faktor nilai budaya manakah yang perlu
diperhitungkan dalam perencanaan pemukiman. Secara tentatif hanya beberapa
faktor saja yang dapat dirinci. Sesungguhnya setiap pilihan yang diprioritaskan
dalam usaha pembangunan mencerminkan konfigurasi dari nilai-nilai budaya yang
menggerakkan suatu bangsa.
Adanya perbedaan konsepsi bahwa hidup ini harus berubah
kearah yang lebih baik atas dasar usaha manusia itu sendiri dengan kerja keras menghadapi
tantangan alam dalam kehidupan. Sebaliknya kalangan remaja berorientasi bekerja
keluar dari desanya menambah pengalaman mencari penghidupan yang lebih baik
daripada orang tuanya untuk kepentingan masa kini dan yang lebih penting orientasi
ke masa depan.
Daftar Pustaka :
Inkeles, A. (1994). Modernisasi manusia”, dalam
Weiner, Myron, Modernisasi
dinamika pertumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Koentjaraningrat. (1987). Kebudayaan mentalitas
dan pembangunan. Jakarta:
Gramedia
Mattulada. (1985). Mentalitas dan ciri-ciri
kepribadian bangsa Indonesia dalam
Bachtiar, Harsya W. Dkk. Yogyakarta: Hanindita.
Soedjatmoko. (1983). Nilai-nilai Budaya dalam
Pemikiman", dalam Dimensi
manusia dalam pembangunan. Jakarta: LP3ES
Komentar
Posting Komentar